Jumat, 18 Maret 2016

Air Mata Penangkal Api Neraka


Al-QALAM NO 39/2016 


Pada suatu hari ‘Aisyah Radhiallahu ‘anha di datangi oleh tiga orang sahabat ,yakni Atha ,Ibnu Umar  dan Ubaid bin Amr . Mereka bertiga memohon kepada Aisyah agar menceritakan hadist yang paling menakjubkan tentang Nabi Muhammad SAW.

“Izinkan kami  di sini sejenak dan ceritakanlah kepada kami perkara paling mempesona dari semua yang pernah engkau saksikan pada diri Nabi.”

Aisyah menarik nafas panjang .Kemudian dengan terisak menahan tangis ,ia berkata dengan suara lirih , “Ah,semua prilakunya menakjubkan bagiku .”

Masih dengan suara lirih ,’Aisyah bercerita ,Suatu malam ,ketika dia tidur bersamaku dan kulitnya sudah bersentuhan dengan kulit ku dia berkata , Ya Aisyah ,izinkan aku beribadah kepada Tuhanku.’ 

Aku berkata , Sesungguhnya aku senang merapat denganmu , tetapi aku juga senang melihatmu beribadah kepada Tuhanmu.

Dia bangkit mengambil gharaba air ,lalu berwudhu.Ketika berdiri shalat,kudengar dia terisak-isak menangis hingga airamatanya membasahi janggut.Kemudian dia bersujud dan menangis hingga lantai pun basah oleh airmata .Lalu dia berbaring dan menangis dan datanglah Bilal untuk memberitahukan datangnya waktu subuh .

Aisyah melanjutkan, Bilal berkata ,’Ya Rasul Allah ,kenapa engkau menangis padahal Allah telah mengampuni dosa-dosamu baik yang terdahulu maupun yang akan datang ?’ 

‘Bukankah aku belum menjadi hamba yang bersyukur ?’kata Rasulullah ,’Aku menangis karena malam  tadi Allah telah turunkan ayat kepadaku.’Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi serta pergantian malam dan siang benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang –orang  yang berakal .’

Kemudian Nabi bersabda ,’Hai Bilal, tiada yang mampu memadamkan neraka itu selain air mata .Celakalah orang yang membaca ayat ini namun tidak merenungkannya.’

Dalam kitab Mau’izhah dijelaskan bahwa pada hari kiamat akan terlontar api sebesar gunung dari neraka jahim. Api itu menuju umat Nabi Muhammad SAW . Rasulullah berusaha menolaknya,tapi tak bisa.Kemudian Nabi memanggil malaikat Jibril, “Wahai Jibril ,sungguh api itu akan menuju umatku dan membakar mereka semua.”

Malaikat Jibril datang sambil membawa segelas air kemudian memberikannya kepada Rasulullah ,seraya berkata ,”Wahai Rasulullah ambillah air ini dan percikkan ke api itu.”

Rasulullah menerima gelas itu tersebut lalu memercikkan airnya ke air gumpalan api itu .Seketika api itu padam .Beliau kemudian bertanya kepada Jibril air apakah gerangan itu yang dapat memadamkan api sebesar gunung ?

“Ini adalah kumpulan air mata umatmu yang takut kepada Allah Ta’ala dalam kesendirian.Tuhanmu telah memerintahkan aku untuk mengumpulkannya dan menyimpannya sampai kau memerlukannya untuk memadamkan api yang menuju umatmu,”jelas Jibril.

Menangis bukanlah perbuatan yang tercela .Bukan pula indikasi kerapuhan jiwa.Malah sebaliknya,menangis adalah wujud kepekaan hati ,ketajaman jiwa dan kebeningan perasaan. Orang yang sulit menangis perlu waspada karena di khawatirkan hatinya telah keras ,kering ,dan tak berperasaan.

Sesungguhnya menangis karena takut kepada Allah mempunyai kedudukan yang tinggi.Rasulullah memasukkan orang yang demikian ke dalam kelompok tujuh golongan yang akan mendapat naungan Allah pada hari berbangkit kelak.

Kita mengenal Umar bin Khaththab ra sebagai orang yang berkarakter keras .Namun karakter kerasnya itu hanya tampak luarnya saja.Sesungguhnya Umar memiliki perasaan yang halus dan peka .

Setiap kali ada ornag membacakan ayat suci Al-Quran ,dia akan khusuk mendengarkannya .Dan apabila mendengar bacaan ayat tentang siksa akhirat ,hatinya sangat bergetar .Bahkan pernah pingsan.Seperti ketika ada orang membaca ayat :”Sesugguhnya siksa Tuhanmu pasti terjadi .Tidak seorang pun dapat menolaknya .”( Ath-Thur:7-8)

Mendengar itu hati Umar tergetar , hingga kemudian jatuh dari kendaraannya,pingsan .Dia kemudian di bawa pulang oleh para sahabat nya .Konon sejak kejadian itu Umar tidak keluar rumah hingga sebulan.

Para sahabat Nabi adalah orang-orang yang bening hatinya ,sehingga mudah tergetar apabila mengingat kemahabesaran dan kemahaperkasaan Allah .Mereka adalah orang-orang yang memiliki karakter sebagaimana digambarkan pada surat Maryam ayat 58 : “Apabila dibacakan ayat-ayat Allah Yang Maha Pemurah kepada meraka,maka mereka menyungkur dengan bersujud dan menangis.” 


Bagaimana dengan kita? ( Rubrik Hikmah ,Majalah suara Hidayatullah ).



Jumat, 11 Maret 2016

Agar Kita Tidak Merugi

Buletin Jum'at As Salam No. 85 | Desember | 2015

"Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan saling nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran". (QS. Al-Ashr : 1-3)

Surah ini termasuk golongan makkiyah yang diturunkas sesudah surah Asy-Syarh dan terdiri dari tiga ayat. Sayyid Quthb memahami aspek i'jazul Qur'an yang ada pada surah pendek ini yang memang merupakan keistimewaan Al-Qur'an. Sebagai contoh misalnya, irama surah ini menunjukkan satu keserasian dimana pada akhir setiap ayatnya ditutup dengan huruf "ra". Susunan redaksinya juga indah: berawal dari yang terpendek hingga yang terpanjang. Hanya dalam tiga ayat, tergambar dengan gamblang peta dan rambu-rambu kehidupan manusia yang dikehendaki oleh Islam yang berlaku sepanjang zaman dan pada setiap generasi.

Jumat, 04 Maret 2016

Di antara Rezekimu ada Rezeki OrangTuamu

Sore itu Ummu Hamid pulang dengan gelisah. Ia baru ingat. Hari itu tanggal 18, hari terakhir jatuh tempo pembayaran cicilan rumahnya. Ia tau pasti, dana yang terkumpul dari pendapatannya dan suami sangat terbatas.

Meskipun "hanya" kurang dua ratus ribu rupiah, tetap saja Ummu Hamid pening dibuatnya. Sebab dana yang lain tidak bisa diganggu gugat lagi untuk keperluan berbeda.

Sambil menunggu kepulangan suami, Ummu Hamid menelpon ibunya. Sudah menjadi kebiasaannya rutin menghubungi orang tua sejak ia masih kuliah dahulu. Mendadak ia terkejut. Kiriman dana bulanan untuk orangtuanya belum ditunaikan juga.