Al-QALAM NO 39/2016
Pada suatu
hari ‘Aisyah Radhiallahu ‘anha di datangi oleh tiga orang sahabat ,yakni Atha
,Ibnu Umar dan Ubaid bin Amr . Mereka
bertiga memohon kepada Aisyah agar menceritakan hadist yang paling menakjubkan
tentang Nabi Muhammad SAW.
“Izinkan
kami di sini sejenak dan ceritakanlah
kepada kami perkara paling mempesona dari semua yang pernah engkau saksikan
pada diri Nabi.”
Aisyah
menarik nafas panjang .Kemudian dengan terisak menahan tangis ,ia berkata
dengan suara lirih , “Ah,semua prilakunya menakjubkan bagiku .”
Masih dengan
suara lirih ,’Aisyah bercerita ,Suatu malam ,ketika dia tidur bersamaku dan
kulitnya sudah bersentuhan dengan kulit ku dia berkata , Ya Aisyah ,izinkan aku
beribadah kepada Tuhanku.’
Aku berkata
, Sesungguhnya aku senang merapat denganmu , tetapi aku juga senang melihatmu
beribadah kepada Tuhanmu.
Dia bangkit
mengambil gharaba air ,lalu berwudhu.Ketika berdiri shalat,kudengar dia
terisak-isak menangis hingga airamatanya membasahi janggut.Kemudian dia
bersujud dan menangis hingga lantai pun basah oleh airmata .Lalu dia berbaring
dan menangis dan datanglah Bilal untuk memberitahukan datangnya waktu subuh .
Aisyah
melanjutkan, Bilal berkata ,’Ya Rasul Allah ,kenapa engkau menangis padahal
Allah telah mengampuni dosa-dosamu baik yang terdahulu maupun yang akan datang
?’
‘Bukankah
aku belum menjadi hamba yang bersyukur ?’kata Rasulullah ,’Aku menangis karena
malam tadi Allah telah turunkan
ayat kepadaku.’Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi serta pergantian
malam dan siang benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang –orang yang berakal .’
Kemudian
Nabi bersabda ,’Hai Bilal, tiada yang mampu memadamkan neraka itu selain air
mata .Celakalah orang yang membaca ayat ini namun tidak merenungkannya.’
Dalam kitab
Mau’izhah dijelaskan bahwa pada hari kiamat akan terlontar api sebesar gunung
dari neraka jahim. Api itu menuju umat Nabi Muhammad SAW . Rasulullah berusaha
menolaknya,tapi tak bisa.Kemudian Nabi memanggil malaikat Jibril, “Wahai Jibril
,sungguh api itu akan menuju umatku dan membakar mereka semua.”
Malaikat
Jibril datang sambil membawa segelas air kemudian memberikannya kepada
Rasulullah ,seraya berkata ,”Wahai Rasulullah ambillah air ini dan percikkan ke
api itu.”
Rasulullah
menerima gelas itu tersebut lalu memercikkan airnya ke air gumpalan api itu
.Seketika api itu padam .Beliau kemudian bertanya kepada Jibril air apakah
gerangan itu yang dapat memadamkan api sebesar gunung ?
“Ini adalah
kumpulan air mata umatmu yang takut kepada Allah Ta’ala dalam
kesendirian.Tuhanmu telah memerintahkan aku untuk mengumpulkannya dan
menyimpannya sampai kau memerlukannya untuk memadamkan api yang menuju
umatmu,”jelas Jibril.
Menangis
bukanlah perbuatan yang tercela .Bukan pula indikasi kerapuhan jiwa.Malah
sebaliknya,menangis adalah wujud kepekaan hati ,ketajaman jiwa dan kebeningan
perasaan. Orang yang sulit menangis perlu waspada karena di khawatirkan hatinya
telah keras ,kering ,dan tak berperasaan.
Sesungguhnya
menangis karena takut kepada Allah mempunyai kedudukan yang tinggi.Rasulullah
memasukkan orang yang demikian ke dalam kelompok tujuh golongan yang akan
mendapat naungan Allah pada hari berbangkit kelak.
Kita
mengenal Umar bin Khaththab ra sebagai orang yang berkarakter keras .Namun
karakter kerasnya itu hanya tampak luarnya saja.Sesungguhnya Umar memiliki
perasaan yang halus dan peka .
Setiap kali
ada ornag membacakan ayat suci Al-Quran ,dia akan khusuk mendengarkannya .Dan
apabila mendengar bacaan ayat tentang siksa akhirat ,hatinya sangat bergetar
.Bahkan pernah pingsan.Seperti ketika ada orang membaca ayat :”Sesugguhnya
siksa Tuhanmu pasti terjadi .Tidak seorang pun dapat menolaknya .”(
Ath-Thur:7-8)
Mendengar
itu hati Umar tergetar , hingga kemudian jatuh dari kendaraannya,pingsan .Dia
kemudian di bawa pulang oleh para sahabat nya .Konon sejak kejadian itu Umar
tidak keluar rumah hingga sebulan.
Para sahabat
Nabi adalah orang-orang yang bening hatinya ,sehingga mudah tergetar apabila
mengingat kemahabesaran dan kemahaperkasaan Allah .Mereka adalah orang-orang
yang memiliki karakter sebagaimana digambarkan pada surat Maryam ayat 58 :
“Apabila dibacakan ayat-ayat Allah Yang Maha Pemurah kepada meraka,maka mereka
menyungkur dengan bersujud dan menangis.”
Bagaimana
dengan kita? ( Rubrik Hikmah ,Majalah suara Hidayatullah ).