Jumat, 25 Desember 2015

Taat Kepada Allah, Rasulullah dan Ulil Amri

Oleh : DR. H. Abdus Salam Nawawi, M.Ag

Dan Katakanlah : "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; Maka Barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan Barangsiapa yang ingin (kafir) Biarlah ia kafir". Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang-orang zalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek. (Q.S. Al Kahf [18] :29)

Ayat tersebut menjelaskan, bahwa Allah meletakkan aturan dan menempatkan manusia sebagai figur yang merdeka. Merdeka dalam memilih untuk beriman atau kafir. Suatu pilihan yang menuntut tanggung jawab dan penuh konsekuensi. Dua pilihan ini memiliki dua ruang yang saling bertolak belakang. Beriman itu adalah cerminan sikap taat, sedang kafir itu cerminan dari sikap membangkang. Karenanya, siapa yang memilih iman, maka substansi dari keseluruhan yang dituntut darinya itu adalah taat. (Q.S. An Nisa [4] : 59)

Jumat, 18 Desember 2015

Jadikan Amal Tetap Bernilai

"Sesungguhnya amalan itu bergantung pada niatnya, dan sesungguhnya setiap orang mendapatkan sesuai apa yang diniatkan, barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barang siapa hijrahnya karena dunia yang akan didapatkan atau wanita yang akan dinikahi maka hijrahnya sesuai dengan apa yang dia niatkan." (HR. Bukhari Muslim)

Ibnu Rajab berkata, "Niat menurut para ulama mengandung dua maksud, Pertama,

Jumat, 11 Desember 2015

Tema Pembicaraan Kita

Apa yang keluar dari mulut kita, secara alamiah dan sukarela, pada dasarnya adalah cerminan murni isi jiwa kita sendiri. Ia merefleksikan apa yang mejadi kecenderungan diri kita, baik dalam waktu sesaat maupun berkelanjutan. Ia bisa jadi menggambarkan segala rasa cinta maupun benci, memperlihatkan seluruh harapan maupun kecemasan, menyingkap sekian banyak rahasia dan misteri.

Oleh karenanya, Allah memberitahu kita, bahwa kemunafikan yang sebenarnya sangat tersembunyi di dasar hati pun dapat dilacar dari kata-kata dan tema pembicaraan seseorang. Allah berfirman,