Jumat, 12 Februari 2016

Setitis Rezeki

"Wahai anak Adam, beribadalah kepadaKu sepenuhnya, niscaya akan Kupenuhi hati kalian dengan kekayaan dan Kupenuhi kedua tangan kalian dengan rizqi. Wahai anak Adam, jangan menjauh dariKu sehingga akan Kupenuhi hati kalian dengan kefakiran dan Kupenuhi kedua tangan kalian dengan kesibukan." (Hadist Qudsi)



Asupan halal adalah pengokoh ketaatan bagi segenap anggota badan sehingga ringan memenuhi panggilan pengabdian. Lembar-lembar mushaf jadi nampak indah dan tak membosankan. Suara adzan jadi terasa merdu dan terindu. Lapar puasa jadi terasa syahdu dan nikmat. Berinfaq jadi terasa ringan dan lezat. Sebaliknya, anggota tubuh yang tumbuh dari asupan haram mudah bergelatar jika berdekat dengan dengan kemaksiatan. Mata tertagih menikmati pandangan yang terlarang. Telinga lebih suka mendengarkan dusta, ghibah dan ketidakbaikan. Lidah lebih ringan memfitnah, mencela dan berdusta. Tangan jadi lebih tega mengambil hak sesama. Kaki jadi berat dibawa ke masjid dan majelis ilmu, lebih ringan ke tempat maksiat. Semoga Allah menjaga kita semua dari segala yang demikian. Aamiin

"Aku tahu, rezekiku tak akan diambil orang, karenanya aku tenang. Aku tahu amalku tak akan dikerjakan orang, karenanya aku sibuk berjuang" (Hasan al Bashri)

"Jangan kalian merasa bahwa rezeki kalian datang terlambat, karena sesungguhnya tidaklah seorang hamba meninggal hingga telah datang kepadanya rezeki terakhir yang ditetapkan untuknya. Maka tempuhlah jalan terbaik dalam mencari rezeki, yaitu dengan yang halal dan meninggalkan yang haram" (HR. Ibnu Majah)

Ada seorang pekerja yang gajinya amat banyak angka nol di belakang bilangan utama, disimpan rapi di bank. Namun jika ia meninggal esok hari, jadi rezeki siapakah kiranya? ---maka, rezeki bukan yang tertulis sebagai angka gaji.

Ada seorang pemilik jejaring rumah makan terkenal dengan penghasilan besarnya mencengangkan, namun sepanjang hidupnya tak pernah ia berbaring di kasur, apalagi ranjang pegas. Tidur di alas empuk hanya membuat tulang punggungnya ngillu. Dia hanya bisa beristirahat di atas tikar yang digelar di lantai yang dingin, --- maka, rezeki bukan soal apa yang sanggup dibeli.

Ada seorang pemiliki saham terbesar maskapai penerbangan, tapi ia menderita phobia ketinggian, maka seumur hidupnya tak pernah ia berani naik pesawat, -- maka, rezeki bukan soal apa yang dikuasai.

Ada pula, seorang lelaki bersahaja tidak mampu membeli mobil. Tapi Allah menetapkannya naik mobil kemana-mana ketika sang tetangga mempunya rezeki mobil berlebih dan meminta lelaki ini menggunakan mobilnya dari pada nganggur di garasi. --- maka, rezeki bukan soal apa yang dimiliki.

Hamba-hamba yang lalai adalah yang berjuang keras mencari rezeki yang sudah dijamikan tetapi mereka mengabaikan taat yang telah diwajibkan. Inilah setitis rezeki di lapis keberkahan, apa yang sedikit lagi mencukupi, lebih baik daripada yang banyak tapi melalaikan.

Disisi lain kita juga perlu mengetahui tentang empat (4) cara Allah SWT memberi rezeki kepada makhluk-Nya :

1. Rezeki Tingkat Pertama (Yang dijamin oleh Allah)
"Tidak suatu binatangpun (termasuk manusia) yang bergerak di atas bumi ini yang tidak dijamin oleh Allah rezekinya." (QS. 11 : 6)
Artinya Allah akan memberikan kesehatan, makan, minum, untuk seluruh makhluk hidup di dunia ini. Ini adalah rezeki dasar yang terendah.

2. Rezeki Tingkat Kedua
"Tidaklah manusia mendapat apa-apa kecuali apa yang telah dikerjakannya" (QS. 53:59)
Allah akan memberikan rezeki sesuai dengan apa yang dikerjakannya. Jika ia bekerja dua jam, dapatlah hasil yang dua jam. Jika kerja lebih lama, lebih rajin, lebih berilmu, lebih sungguh-sunggu, ia akan mendapat lebih banyak. Tidak pandang dia itu muslim atau kafir.

3. Rezeki Tingkat Ketiga
",,,,Sesungguhnya jika kamu bersyukur pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, jika kamu mengingkari (nikmat-ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih." (QS. 14 : 7)
Inilah rezeki yang disayang Allah. Orang-orang yang pandai bersyukur akan dapat merasakan kasih sayang Allah dan mendapat rezeki yang lebih banyak. Itulah Janji Allah! Orang yang pandai bersyukurlah yang dapat hidup bahagia, sejahtera dan tentram. Usahanya akan sangat sukses, karena Allah tambahkan selalu.

4. Rezeki Ke Empat (Untuk orang-orang Beriman dan Bertaqwa)
"... Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya, Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki) Nya. Sesungguhnya Allah, telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu." (QS. 65 : 2-3)

Peringkat rezeki yang ke empat ini adalah rezeki yang istimewa, tidak semua orang bisa meraihnya. Orang istimewa ini (muttaqun) adalah orang yang benar-benar dicintai dan dipercaya oleh Allah untuk memakmurkan atau mengatur kekayaan Allah di bumi ini.

Tidak sulit bagi Allah untuk membukakan jalan-jalan rezeki. Allah menyediakan beribu jalan rezeki bagi seseorang yang mau berusaha dan mau menjemputnya. Sesungguhnya Allah yang menciptakan makhluk, tentu menyediakan pula bagi mereka takaran rezekinya masing-masing.

Wallahu A'lam bish Shawab

Sumber :
Buletin Jum'at - As Salam
No. 84 | Desember | 2015