Jumat, 22 Januari 2016

Lima Resep Agar Hidup Kita Lebih Terarah

Oleh KH. Drs. Abdullah Hasan 
Buletin Jum'at Masjid Roudhotul Musyawaroh Kemayoran Surabaya
4 Rabiul akhir 1437H

Dalam surat Yasin kita diingatkan oleh Allah : "Dan barangsiapa yang kami panjangkan umurnya niscaya Kami kembalikan dia kepada kejadaiannya. Maka apakah mereka tidak memikirkan?" Ayat ini mendorong kita agar kita mau muhasabah (mengoreksi diri) yang pada hakekatnya dengan bertambahnya usia kita maka sebenarnya usia kita dikurangi satu tahun oleh Allah SWT, hal itu artinya ajal kita semakin dekat untuk menjemput diri kita.


Agar hidup kita menjadi lebih terarah, maka ada beberapa hal yang perlu kita laksanakan diantaranya : Yang pertama adalah kita harus tahu tujuan hidup kita sebagai manusia, kita diciptakan oleh Allah semata-mata untuk beribadah kepada Allah SWT. Sebagaimana firman Allah dalam surat Adz-Dzaariyat ayat 56 yang artinya : "Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya menyembah-Ku" Sehingga apapun kedudukan dan pekerjaan kita di dunia ini maka harus diniatkan untuk mengabdi atau beribadah kepada Allah SWT. Dan dalam Al-Qur'an surat Al-Bayyinah ayat 5 Allah juga telah berfirman yang artinya : "Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan keta'atan kepada-Nya dalam menjalankan agama dengan ikhlas" Sehingga jika kita sudah tahu kalau tujuan kita diciptakan oleh Allah adalah untuk beribadah kepada-Nya, maka ketaqwaan kita kepada Allah harus semakin mantap. Dan jika seseorang memiliki ketaqwaan yang mantap kepada Allah maka Allah menjamin kebutuhan hidupnya akan terpenuhi. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur'an surat Ath-Thaalaq  ayat 2-3 yang artinya : "Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Allah akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa bertawaqqal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan keperluannya."

Yang kedua adalah kita harus mempunyai pegangan hidup atau pandangan hidup, yaitu agama Allah atau agama Islam. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur'an surat Ali-Imron ayat 19 yang artinya : "Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima agama itu daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang merugi." Agama Islam merupakan satu-satunya pegangan hidup kita sehari-hari, untuk itu apapun pekerjaan kita maka harus sesuai dengan syari'at Islam. Kalau Islam sudah menjadi pegangan hidup kita dan menjadi ruh dalam kehidupan kita maka insya allah hidup kita akan di ridhoi oleh Allah SWT dan kita akan menjadi bahagia dunia maupun di akhirat kelak.

Yang ketiga adalah kita harus mempunyai contoh hidup, dan contoh hidup yang paling sempurna adalah baginda Rasulullah SAW. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur'an surat Al-Ahzab ayat 21 yang artinya : "Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu, yaitu bagi orang-orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah." Untuk itu apa-apa yang datangnya dari Rasulullah SAW harus kita ambil dan apa-apa yang beliau larang maka harus di buang sejauh-jauhnya agar kita bisa selamat dalam kehidupan dunia maupun di akhirat kelak.

Yang keempat adalah kita harus mempunyai timbangan hidup atau barometer hidup, yang menjadi barometer hidup kita adalah Al-Qur'an, oleh karena itu hendaknya segala perbuatan kita harus sesuai dengan apa yang telah ditentukan oleh Al-Qur'an. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur'an surat Al-Baqarah ayat 1-2 yang artinya : "Alif laam miim. Kitab Al-Qur'an ini tidak ada keraguan padanya ; petunjutk bagi mereka yang bertaqwa." Al-Qur'an yang merupakan imam kita dalam segala hal, apapun kedudukan kita dalam masyarakat seharusnya yang menjadi barometernya adalah Al-Qur'an dan cara hidup kita dalam masyarakat, cara berdagang kita, cara mendidik anak kita, harus sesuai dengan aturan Al-Qur'an. Karena kalau segala amaliah kita dalam kehidupan ini selalu berpedoman pada Al-Qur'an Insya Allah hidup kita akan di ridhoi oleh Allah SWT.

Yang kelima adalah kita harus mengerti tentang perjalanan hidup atau sejarah hidup kita, dimana kita harus mengetahui bagaimana perjalanan hidup kita tahun kemarin, apakah tahun kemarin kita lebih banyak berbuat baik dan banyak beribadah kepada Allah atau sebaliknya lebih banyak berbuat maksiat kepada Allah SWT. Untuk itu, perjalanan hidup itu merupakan pelajaran hidup kita adalah diri kita sendiri dan yang bisa untuk merubah perjalanan hidup kita adalah ya diri kita masing-masing. Dalam suatu hadisnya Rasulullah SAW telah bersabda yang artinya : "Jika kehidupan seseorang itu tahun kemarin sama dengan tahun ini maka orang itu dikatakan orang merugi, tetapi Jika kehidupan orang ini tahun ini lebih baik dari tahun kemarin maka dikatakan bahwa orang itu adalah yang beruntung dan jika kehidupan orang ini tahun ini lebih jelek dibandingkan dengan tahun kemarin maka orang ini dikatakan sebagai orang yang celaka"