Oleh DR. KH. A.
Musta’in Syafi’e. MAg. Al Hafizh – Dakwah Jum’at Al Akbar Edisi 249 – 24
Dzulhijjah 1436H
Pertanyaan
- Amalan aoa yang pada zaman sekarang ini bisa diandalkan?
- Umat Islam mempunyai panduan yang sempurna yaitu Al-Qur’an. Dengan panduan Al-Qur’an tersebut kehidupan dunia akan menjadi baik (Islami), namun kenyataan saat ini kehidupan Negara non muslim justeru lebih Islami disbanding Negara muslim sendiri. Bagaimana menurut Ustadz?
Jawaban
- Nabi Muhammad adalah utusan Allah untuk menjadi guide (pemandu) bagi umatnya. Seorang guide harus lebih tahu liku-liku tempat yang menjadi tujuan, bahkan segala instrument yang bisa mengantar ke tempat tujuan tersebut. Seperti jasa travel yang tentu dia lebih tahu kondisi tempat tujuan, sehingga bagi konsumen yang akan menggunakan jasa tersebut telah diberitahu segala apa yang dipersiapkan untuk mendukung dan kebutuhan yang diperlukan di tempat tujuan. Seorang yang akan pergi ke akhirat, harus melalui guide nya, karena dialah yang lebih tahu akan persiapan menuju ke sana. Dan akhirat itu, sudah ada taripnya sendiri-sendiri, sehingga surge itu bisa dibooking mulai sekarang (dunia). Maka beruntunglah kepada orang yang kaya, mereka sudah diberi kesempatan Allah untuk membeli surga. Sehingga, menjadi orang kaya, kok sampai tidak masuk surge, berarti sudah keterlaluan. Apa yang disampaikan Rasul, pasti sama dengan yang diinginkan Allah. Dan Allahlah yang lebih tahu tentang akhirat, surge, neraka, dll dan segala yang diperlukan untuk berangkat ke sana.
Amalan andalan seorang muslim tidak harus
membutuhkan biaya besar. Masing-masing mempunyai tingkatan tersendiri. Seorang
yang menjadi pemangku kebijakan, maka amalan andalannya adalah kebijakan yang
adil. Ilmuwan, amal andalannya adalah ilmunya bisa bermanfaat bagi orang lain.
Orang kaya, dermawan. Orang miskin adalah doanya mustajabah (di terima) maka
peluangnya adalah mengandalkan doanya untuk mendoakan orang lain.
- Allah sebagai Tuhan semesta alam, merespon semuanya, baik yang beriman maupun yang tidak beriman. Mereka diberi fasilitas dan kesempatan yang sama di dunia. Manusia diciptakan atas kehendak-Nya, maka Dia sangat sayang dan tanggungjawab terhadap segala fasilitasnya. Karena itu, kitab suci yang diturunkan (Al-Qur’an) bukan khusus untuk umat Islam. Jadi, kitab suci Al-Qur’an adalah kitab suci panduan bagi seluruh umat manusia (hudan lin naas). Dan tentu juga panduan khusus kepada orang yang bertaqwa (hudan lil muttaqin). Bedanya, kalau bagi orang bertaqwa bisa memanfaatkan Al-Qur’an universal baik, dunia maupun akhirat, tetapi kalau non muslim, memanfaatkan Al-Qur’an hanya untuk dunia saja. Seorang peneliti di Seoul Korea menugaskan para peneliti yang lain untuk mencari kitab yang berbicara masalah kulit. Tetapi kemudian ditemukan dalam Al-Qur’an yang membicarakan sifat kulit, namun konteknya di neraka (QS. An Nisaa’ [4] : 56).
Bagi umat Islam, ayat ini konteknya dalam
rangka umat Islam takut akan masuk neraka, karena siksaan yang begitu
menakutkan, agar lebih bertaqwa, sehingga terhindar darinya. Tetapi, bagi non
muslim yang ilmuwan, memandang bahwa itu infromasi dari kita suci bahwa kulit
itu mempunyai sifat peremajaan. Maka di Korea lah yang sangat maju dalam dunia
kulit, sehingga operasi plastic menjamur di mana-mana. Alangkah idealnya jika,
umat Islam memanfaatkan kedua-duanya. Pertanyannya, apakah orang yang tidak
beriman tersebut mendapat pahala? Jawabannya pasti dibalas oleh Allah sewaktu
di dunia, baik itu kehormatannya, kesehatannya ataupun bisnisnya, karena Allah
tidak pernah ingkar janji. Tetapi urusan akhirat akan terbentur dengan paspor
iman.