Kalau diri kita dirundung suatu kesedihan maka diri kita dianjurkan oleh Rasulullah SAW untuk selalu berdo'a kepada Allah dan melakukan ikhtiar (usaha). Dan antara do'a dan ikhtiar tidak bisa di pisahkan satu dengan yang lainnya, seperti apa yang dikatakan oleh sahabat Abu Said Al-Khudhri radhiyallahu 'anhu : "Pada suatu hari Rasulullah shollallahu 'alaih wa sallam masuk masjid . Tiba-tiba ada seorang sahabat bernama Abu Umamah radhiyallahu 'anhu sedang duduk di sana. Beliau bertanya : "Wahai Abu Umamah, kenapa aku melihat kau sedang duduk di luar waktu sholat?" Ia menjawab : "Aku bingung memikirkan permasalahan hidupku dan hutangku, wahai Rasulullah." Beliau bertanya : "Maukah aku ajarkan kepadamu sebuah do'a yang apabila kau baca maka Allah ta'aala akan menghilangkan kebingunganmu dan melunasi hutangmu?" Ia menjawab : "Tentu, wahai Rasulullah." Beliau bersabda," Jika kau berada di waktu pagi maupun sore hari bacalah do'a :
"Allaahumma inni a'uuzubika minal hammi wal hazani wa a'uuzubika minal 'ajzi wal kasali wa a'uuzubika minal jubni wal bukhli,wa a'uuzubika min galabatid daini wa qahrir rijaal."
"Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari bingung (cemas) dan sedih. Aku berlindung kepada Engkau dari lemah dan malas. Aku berlindung kepada Engkau dari pengecut dan kikir. Dan aku berlindung kepada Engkau dari lilitan hutang dan kesewenang-wenangan manusia." (HR. Abu Dawud 4/353)
Dalam hadist tersebut ada 4 penyakit jiwa yang sangat berbahaya, sehingga Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memohon perlindungan dari Allah SWT, diantaranya : Yang pertama : Penyakit suka bingung / cemas (hamm) dan penyakit merasa sedih (hazan). Sesungguhnya Islam mengajarkan agar kita tidak cemas/stress dan gundah gulana (sedih) baik hati dan pikiran. Sebaliknya, kita harus memiliki hati dan pikiran terbuka. Betapa tidak, situasi cemas (stress) akan menghambat aktivitas lainnya. Bukan hanya malas dalam beribadah namun juga malas dalam bekerja.
Sebagian orang berpendapat, penawar stress adalah pergi ke hiburan malam, menonton bioskop, makan terus atau minum alkohol. Namun, jalan yang ditawarkan Islam bukanlah itu, penawar stress adalah rajin membaca Al-Qur'an, memperbanyak dzikir kepada Allah, menjaga shalat malam, berkumpul dengan orang sholeh, dan rajin berpuasa. Untuk itu kita memohon petunjuk kepada Allah (al huda).
Agar hidup akan terasa indah jika kita mengisinya dengan rasa syukur, bukan dengan rasa cemas dan sedih. Jika kita dapat menghindarkan sifat ini, maka nikmat Allah akan senantiasa melimpah. Jika ujian hidup disikapi dengan rasa cemas dan sedih, bukannya masalah tambah terang, namun biasanya malah bertambah runyam. Sebaliknya hati akan tenang ketika rasa syukur mampu kita hadirkan dalam perjalanan hidup kita. Sehingga hilanglah rasa sedih. Bukankah Allah SWT telah berjanji akan menambah nikmatNya jika kita bersyukur dan memberi peringatan akan siksaNya yang pedih atas sifat kufur nikmat kita.
Yang kedua : Penyakit lemah ('ajz) dan penyakit malas (kasal)
Lemah disini bisa bermakna lemah iman, lemah fisik maupun lemah ekonomi. Secara alamiah, iman seseorang itu naik turun, kadang kuat dan kadang turun. Iman yang lemah akan mendorong seseorang melakukan maksiat. Lemah fisik sangatlah ditakuti Rasulullah. Mana mungkin bisa beribadah secara teratur, misalhnya sholat malam dan membaca al-Qur'an, kalau kita terserang penyakit. Untuk itulah, kita disarankan meng-agendakan olahraga secara teratur. Rasulullah mencontohkan, sehabis shubuh ia berjogging sambil berdzikir.
Lemah harta pun dihindari dalam Islam. Kenapa? karena banyak sekali syariat Islam yang memerlukan modah harta/uang, misalnya sholat perlu baju, zakat perlu harta, dan bahkan ibadah haji pun perlu harta dan mental. Penyakit berikutnya adalah sifat malas. Maknanya bisa malas dalam bekerja, beribadah, silaturahmi, menuntut ilmu dan aktivitas kebaikan lainnya.
Penyakit ini hanya bisa disembuhkan dengan meningkatkan ketaqwaan kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Orang yang lemah terutama lemah dalam kemauan biasanya akan malas dan tidak kreatif dalam menjalani perjuangan hidup. Ia akan mudah dikendalikan oleh nafsu (yang biasanya menyuruh kepada kejelekan). Orang yang tidak terkendali nafsunya maka akan muncul penyakit malas yaitu malas berbuat kebaikan.
Yang ketiga : Penyakit Pengecut (jubn) dan penyakit kikir (bukhl)
Orang pengecut adalah orang yang tidak gentle, manis dimuka musam di belakang. Ia suka berbohong, berkhianat, dan melanggar janji. Orang bakhil sangatlah berat menolong dan mengeluarkan shodaqoh. Ia tidak mengetahui bahwa harta yang sesungguhnya dinikmati bukanlah yang dimiliki, namun apa yang diberikan kepada Allah. Pahala shodaqoh 1 berbanding 700 serta akan menolak balak.
Penyakit ini bisa disembuhkan dengan cara memelihara kehormatan dan kemuliaan diri. Syaitan menakut-nakuti manusia dengan dibayang-bayangi kefakiran supaya seseorang tidak mau infaq, shodaqoh,zakat. "Syaitan menjanjikan kefakiran kepadamu dan menyuruh yang jahat, dan Allah menjanjikan kepadamu pengampunan dan keutamaan dariNya, Allah itu maha luas rezekinya dan maha mengetahui." (Al-Qur'an Surah Al-Baqarah : 268 ). Padahal dengan jelas Allah menjanjikan kebahagiaan bagi orang yang tidak bakhil. "Barangsiapa dijaga dari kekikiran dirinya maka mereka itulah orang-orang yang berbahagia." Al Hasyr 9
Yang Keempat : Penyakit banyak hutang dan kesewenang-wenangan manusia. "Dan aku berlindung kepada Engkau dari lilitan hutang dan kesewenang-wenangan manusia." Doa bagian akhir mengandung inti pemohonan seorang yang terlilit hutang. Ia serahkan harapannya sepenuhnya kepada Allah ta'ala Yang Maha Kaya lagi Maha Terpuji agar menuntaskan problem hutang yang berkepanjangan membebani hidupnya. Di samping itu ia memohon agar dirinya dilindungi Allah ta'ala dari kesewenang-wenangan manusia. Kesewenangan dimaksud terutama yang bersumber dari fihak yang berpiutang. Sebab tidak jarang ditemukan bahwa fihak yang berpiutang lantas bertindak zalim kepada yang berhutang. Ia merasa telah menanm jasa dengan meminjamkan uang kepada yang berhutang. Lalu ia merasa berhak untuk berbuat sekehendaknya kepada yang berhutang apalagi jika yang berhutang menunjukkan gejala tidak sanggup melunasi hutangnya dengan segera. Dalam islam, berhutang diperbolehkan, asal jangan sering-sering, karena akan memberatkan di kemudian hari. Berhati-hatilah dengan utang, karena hutang satu jarum pun akan diperhitungkan di akhirat kelak. Rasulullah pernah menunda sholat jenazah seorang sahabat karena sahabat itu masih punya hutang.
Itulah sebabnya dunia modern dewasa ini banyak diwarnai oleh berbagai tindak kezaliman. Sebab dalam era dunia modern manusia sangat mudah berhutang. Dalam kebanyakan transaksi manusia dianjurkan untuk terlibat dalm hutang alias transaksi tidak tunai. Sedikit-sedikit kredit. Apalagi skema pelunasan hutangnya melibatkan praktek riba yang termasuk dosa besar. Islam adalah ajaran yang menganjurkan manusia untuk membiasakan diri bertransaksi secara tunai. Ini bukan berarti Islam mengharamkan berhutang. Hanya saja Islam memandang bahwa berhutang merupakan suatu pilihan yang bukan ideal dan utama. Itulah sebabnya ayat terpanjang di dalam al-Qur'an ialah ayat mengenai berhutang, yaitu surah Al-Baqarah ayat 282.
Suatu ketika Khalifah Umar bin Khattab radhiyallahu 'anhu didatangi anaknya yang hendak meminjam uang. Lalu ia berkata kepadanya "Nak, aku tidak punya uang." Lantas anaknya mengusulkan agar ayahnya pinjamkan dari Baitul Mall (Simpanan Kekayaan Negara). Maka Umar-pun menulis memo kepada pemegang kunci Baitul Maal yang isinya "Wahai Bendahara, tolong keluarkan sekian dinar dari Baitul Maal untuk aku pinjamkan ke anakku. Nanti biar aku cicil dengan potong gajiku tiga bulan ke depan."
Maka memo tersebut dibawa oleh anaknya dan diserahkan kepada bendahara. Tidak berapa lama iapun kembali menemui ayahnya dengan wajah muruh. "Ayah, aku tidak menerima apa-apa dari bendahara kecuali secarik kertas ini untuk disampaikan kepadamu." Maka Umar menyuruh anaknya membacakan isi memo balasan itu. Isinya "Wahai Amirul Mu'minin Umar bin Khattab, bagiku sangatlah mudah untuk mengeluarkan sekian dinar dari Baitul Maal untuk engkau pinjam. Namun aku minta syarat terlebih dahulu darimu. Aku minta agar engkau memberi jaminan kepadaku bahwa tiga bulan ke depan Amirul Mu'minin Umar bin Khattab masih hidup di dunia untuk melunasi hutang tersebut. "Maka Umar langsung beristighfar dan menyuruh anaknya pulang...!
Berdoa merupakan salah satu bentuk ibadah, karena dalam doa terkandung sebuah pengakuan dari seorang hamba yang lemah, makhluk yang tak berdaya dihadapan Yang Maha Kuasa Allah SWT. Setiap doa akan dikabulkan oleh Allah, namun agar cepat dikabulkan sebaiknya berdoa juga harus memperhatikan adab atau tata krama tata cara dalam berdia agar segera diijabah dikabulkan Allah ta'ala.
Berikut beberapa cara adab dalam berdoa agar segera dikabulkan oleh Allah antara lain adalah sebagai berikut :
1. Makan Dari Makanan yang Halal dan Memakai Pakaian yang Halal
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu bahwasannya Rasulullah SAW menyebutkan, "Seorang lelaki yang lusuh lagi kumal karena lama bepergian mengangkat tangan ke langit tinggi-tinggi dan berdoa, 'Ya Rabbi, ya Rabbi' sementara makannnya haram, dan dagingnya tumbuh dari yang haram, maka bagaimanakah doanya bisa terkabulkan?" (HR Muslim)
Untuk itulah kita yang selalu berharap doa-doa kita selalu didengar dan diijabah serta dikabulkan oleh Allah maka syarat agar doa dikabulkan antara lain adalah dengan menjaga diri dari makanan, minuman, pakaian haram serta menjauhi perbuatan yang tidak disukai Allah.
2. Berdoa Pada Waktu-Waktu Mustajabah
Ada beberapa waktu yang sangat dianjurkan untuk berdoa agar doa kita dikabulkan oleh Allah antara lain adalah :
1. Setiap sepertiga malam terakhir
2. Saat sujud. Rasulullah SAW bersabda : "Dan adapun ketika sujud, maka bersugguh-sungguhlah kalian berdoa, niscaya akan diijabahi doa kalian."
3. Ketika Adzan. Rasulullah SAW, bersabda : "Ketika seorang muadzin mengumandangkan adzan, maka pintu-pintu langit dibuka dan doa diistijabah."
4. Ketika musafir bepergian. Rasulullah SAW bersabda, "Ada tiga doa mustajabah yang tidak diragukan lagi padanya, (yakni) doa orang dizalimi, doa orang yang musafir, dan doa orang tua untuk kebaikan anaknya."
5. Suatu saat pada hari Jum'at. Rasulullah SAW menyebut hari Jum'at lalu beliau bersabda, "Padanya ada suatu saat yang tidaklah seroang hamba muslim berdiri menegakkan shalat dia berdoa kepada Allah Ta'ala meminta sesuatu kecuali Allah akan memberikannya padanya. Nabi shallallhu alaihi wa sallam mengisyaratkan (waktu tersebut) dengan tangannya yang menunjukkan waktunya sedikit."
3. Berdoa menghadap Kiblat dan Mengangkat Tangan ketika Berdoa
Hendaklah menghadap kiblat tatkala berdoa dan mengangkat tangan hingga terlihat warna putih kedua ketiaknya. Hal ini berdasarkan pada hadist yang diriwayatkan dari Anas bahwa Nabi SAW mengangkat kedua tangannya sehingga terlihat warna putih kedua ketiaknya saat berdoa dan tidak memberikan isyarat dengan jari jemarinya. Hal ini sama artinya dengan berdoa dengan mengangkat dan menadahkan kedua tangan ke langit.
4. Yakin Doanya akan Dikabulkan dan Benar pengharapan Doanya
Berkeyakinan kuat akan dikabulkan doanya serta benar didalam pengharapannya. Sabda Rasulullah SAW, "Berdoalah kepada Allah dan Anda meyakini akan pengabulannya. Ketahuilah bahwa Allah azza wa jalla tidak mengabulkan doa dari hati yang lalai." (HR. Ahmad, Thabrani)
5. Mengulang Doa Tiga Kali
Ibnu Mas'ud mengatakan bahwa Nabi SAW apabila berdoa maka dia berdoa hingga tiga kali dan apabila dia meinta maka dia meminta hingga tiga kali. (HR Muslim)
6. Hendaklah mengawali Doanya dengan (Dzikrullah (menyebut nama Allah)
Dan juga tidak langsung dengan meminta. Sabda Rasulullah SAW, "Apabila kalian meminta kepada Allah azza wa jalla suatu keperluan maka mulailah dengan shalawat atasku.." (HR. Abu Thalib al Makkiy).
Agar hidup akan terasa indah jika kita mengisinya dengan rasa syukur, bukan dengan rasa cemas dan sedih. Jika kita dapat menghindarkan sifat ini, maka nikmat Allah akan senantiasa melimpah. Jika ujian hidup disikapi dengan rasa cemas dan sedih, bukannya masalah tambah terang, namun biasanya malah bertambah runyam. Sebaliknya hati akan tenang ketika rasa syukur mampu kita hadirkan dalam perjalanan hidup kita. Sehingga hilanglah rasa sedih. Bukankah Allah SWT telah berjanji akan menambah nikmatNya jika kita bersyukur dan memberi peringatan akan siksaNya yang pedih atas sifat kufur nikmat kita.
Yang kedua : Penyakit lemah ('ajz) dan penyakit malas (kasal)
Lemah disini bisa bermakna lemah iman, lemah fisik maupun lemah ekonomi. Secara alamiah, iman seseorang itu naik turun, kadang kuat dan kadang turun. Iman yang lemah akan mendorong seseorang melakukan maksiat. Lemah fisik sangatlah ditakuti Rasulullah. Mana mungkin bisa beribadah secara teratur, misalhnya sholat malam dan membaca al-Qur'an, kalau kita terserang penyakit. Untuk itulah, kita disarankan meng-agendakan olahraga secara teratur. Rasulullah mencontohkan, sehabis shubuh ia berjogging sambil berdzikir.
Lemah harta pun dihindari dalam Islam. Kenapa? karena banyak sekali syariat Islam yang memerlukan modah harta/uang, misalnya sholat perlu baju, zakat perlu harta, dan bahkan ibadah haji pun perlu harta dan mental. Penyakit berikutnya adalah sifat malas. Maknanya bisa malas dalam bekerja, beribadah, silaturahmi, menuntut ilmu dan aktivitas kebaikan lainnya.
Penyakit ini hanya bisa disembuhkan dengan meningkatkan ketaqwaan kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Orang yang lemah terutama lemah dalam kemauan biasanya akan malas dan tidak kreatif dalam menjalani perjuangan hidup. Ia akan mudah dikendalikan oleh nafsu (yang biasanya menyuruh kepada kejelekan). Orang yang tidak terkendali nafsunya maka akan muncul penyakit malas yaitu malas berbuat kebaikan.
Yang ketiga : Penyakit Pengecut (jubn) dan penyakit kikir (bukhl)
Orang pengecut adalah orang yang tidak gentle, manis dimuka musam di belakang. Ia suka berbohong, berkhianat, dan melanggar janji. Orang bakhil sangatlah berat menolong dan mengeluarkan shodaqoh. Ia tidak mengetahui bahwa harta yang sesungguhnya dinikmati bukanlah yang dimiliki, namun apa yang diberikan kepada Allah. Pahala shodaqoh 1 berbanding 700 serta akan menolak balak.
Penyakit ini bisa disembuhkan dengan cara memelihara kehormatan dan kemuliaan diri. Syaitan menakut-nakuti manusia dengan dibayang-bayangi kefakiran supaya seseorang tidak mau infaq, shodaqoh,zakat. "Syaitan menjanjikan kefakiran kepadamu dan menyuruh yang jahat, dan Allah menjanjikan kepadamu pengampunan dan keutamaan dariNya, Allah itu maha luas rezekinya dan maha mengetahui." (Al-Qur'an Surah Al-Baqarah : 268 ). Padahal dengan jelas Allah menjanjikan kebahagiaan bagi orang yang tidak bakhil. "Barangsiapa dijaga dari kekikiran dirinya maka mereka itulah orang-orang yang berbahagia." Al Hasyr 9
Yang Keempat : Penyakit banyak hutang dan kesewenang-wenangan manusia. "Dan aku berlindung kepada Engkau dari lilitan hutang dan kesewenang-wenangan manusia." Doa bagian akhir mengandung inti pemohonan seorang yang terlilit hutang. Ia serahkan harapannya sepenuhnya kepada Allah ta'ala Yang Maha Kaya lagi Maha Terpuji agar menuntaskan problem hutang yang berkepanjangan membebani hidupnya. Di samping itu ia memohon agar dirinya dilindungi Allah ta'ala dari kesewenang-wenangan manusia. Kesewenangan dimaksud terutama yang bersumber dari fihak yang berpiutang. Sebab tidak jarang ditemukan bahwa fihak yang berpiutang lantas bertindak zalim kepada yang berhutang. Ia merasa telah menanm jasa dengan meminjamkan uang kepada yang berhutang. Lalu ia merasa berhak untuk berbuat sekehendaknya kepada yang berhutang apalagi jika yang berhutang menunjukkan gejala tidak sanggup melunasi hutangnya dengan segera. Dalam islam, berhutang diperbolehkan, asal jangan sering-sering, karena akan memberatkan di kemudian hari. Berhati-hatilah dengan utang, karena hutang satu jarum pun akan diperhitungkan di akhirat kelak. Rasulullah pernah menunda sholat jenazah seorang sahabat karena sahabat itu masih punya hutang.
Itulah sebabnya dunia modern dewasa ini banyak diwarnai oleh berbagai tindak kezaliman. Sebab dalam era dunia modern manusia sangat mudah berhutang. Dalam kebanyakan transaksi manusia dianjurkan untuk terlibat dalm hutang alias transaksi tidak tunai. Sedikit-sedikit kredit. Apalagi skema pelunasan hutangnya melibatkan praktek riba yang termasuk dosa besar. Islam adalah ajaran yang menganjurkan manusia untuk membiasakan diri bertransaksi secara tunai. Ini bukan berarti Islam mengharamkan berhutang. Hanya saja Islam memandang bahwa berhutang merupakan suatu pilihan yang bukan ideal dan utama. Itulah sebabnya ayat terpanjang di dalam al-Qur'an ialah ayat mengenai berhutang, yaitu surah Al-Baqarah ayat 282.
Suatu ketika Khalifah Umar bin Khattab radhiyallahu 'anhu didatangi anaknya yang hendak meminjam uang. Lalu ia berkata kepadanya "Nak, aku tidak punya uang." Lantas anaknya mengusulkan agar ayahnya pinjamkan dari Baitul Mall (Simpanan Kekayaan Negara). Maka Umar-pun menulis memo kepada pemegang kunci Baitul Maal yang isinya "Wahai Bendahara, tolong keluarkan sekian dinar dari Baitul Maal untuk aku pinjamkan ke anakku. Nanti biar aku cicil dengan potong gajiku tiga bulan ke depan."
Maka memo tersebut dibawa oleh anaknya dan diserahkan kepada bendahara. Tidak berapa lama iapun kembali menemui ayahnya dengan wajah muruh. "Ayah, aku tidak menerima apa-apa dari bendahara kecuali secarik kertas ini untuk disampaikan kepadamu." Maka Umar menyuruh anaknya membacakan isi memo balasan itu. Isinya "Wahai Amirul Mu'minin Umar bin Khattab, bagiku sangatlah mudah untuk mengeluarkan sekian dinar dari Baitul Maal untuk engkau pinjam. Namun aku minta syarat terlebih dahulu darimu. Aku minta agar engkau memberi jaminan kepadaku bahwa tiga bulan ke depan Amirul Mu'minin Umar bin Khattab masih hidup di dunia untuk melunasi hutang tersebut. "Maka Umar langsung beristighfar dan menyuruh anaknya pulang...!
Berdoa merupakan salah satu bentuk ibadah, karena dalam doa terkandung sebuah pengakuan dari seorang hamba yang lemah, makhluk yang tak berdaya dihadapan Yang Maha Kuasa Allah SWT. Setiap doa akan dikabulkan oleh Allah, namun agar cepat dikabulkan sebaiknya berdoa juga harus memperhatikan adab atau tata krama tata cara dalam berdia agar segera diijabah dikabulkan Allah ta'ala.
Berikut beberapa cara adab dalam berdoa agar segera dikabulkan oleh Allah antara lain adalah sebagai berikut :
1. Makan Dari Makanan yang Halal dan Memakai Pakaian yang Halal
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu bahwasannya Rasulullah SAW menyebutkan, "Seorang lelaki yang lusuh lagi kumal karena lama bepergian mengangkat tangan ke langit tinggi-tinggi dan berdoa, 'Ya Rabbi, ya Rabbi' sementara makannnya haram, dan dagingnya tumbuh dari yang haram, maka bagaimanakah doanya bisa terkabulkan?" (HR Muslim)
Untuk itulah kita yang selalu berharap doa-doa kita selalu didengar dan diijabah serta dikabulkan oleh Allah maka syarat agar doa dikabulkan antara lain adalah dengan menjaga diri dari makanan, minuman, pakaian haram serta menjauhi perbuatan yang tidak disukai Allah.
2. Berdoa Pada Waktu-Waktu Mustajabah
Ada beberapa waktu yang sangat dianjurkan untuk berdoa agar doa kita dikabulkan oleh Allah antara lain adalah :
1. Setiap sepertiga malam terakhir
2. Saat sujud. Rasulullah SAW bersabda : "Dan adapun ketika sujud, maka bersugguh-sungguhlah kalian berdoa, niscaya akan diijabahi doa kalian."
3. Ketika Adzan. Rasulullah SAW, bersabda : "Ketika seorang muadzin mengumandangkan adzan, maka pintu-pintu langit dibuka dan doa diistijabah."
4. Ketika musafir bepergian. Rasulullah SAW bersabda, "Ada tiga doa mustajabah yang tidak diragukan lagi padanya, (yakni) doa orang dizalimi, doa orang yang musafir, dan doa orang tua untuk kebaikan anaknya."
5. Suatu saat pada hari Jum'at. Rasulullah SAW menyebut hari Jum'at lalu beliau bersabda, "Padanya ada suatu saat yang tidaklah seroang hamba muslim berdiri menegakkan shalat dia berdoa kepada Allah Ta'ala meminta sesuatu kecuali Allah akan memberikannya padanya. Nabi shallallhu alaihi wa sallam mengisyaratkan (waktu tersebut) dengan tangannya yang menunjukkan waktunya sedikit."
3. Berdoa menghadap Kiblat dan Mengangkat Tangan ketika Berdoa
Hendaklah menghadap kiblat tatkala berdoa dan mengangkat tangan hingga terlihat warna putih kedua ketiaknya. Hal ini berdasarkan pada hadist yang diriwayatkan dari Anas bahwa Nabi SAW mengangkat kedua tangannya sehingga terlihat warna putih kedua ketiaknya saat berdoa dan tidak memberikan isyarat dengan jari jemarinya. Hal ini sama artinya dengan berdoa dengan mengangkat dan menadahkan kedua tangan ke langit.
4. Yakin Doanya akan Dikabulkan dan Benar pengharapan Doanya
Berkeyakinan kuat akan dikabulkan doanya serta benar didalam pengharapannya. Sabda Rasulullah SAW, "Berdoalah kepada Allah dan Anda meyakini akan pengabulannya. Ketahuilah bahwa Allah azza wa jalla tidak mengabulkan doa dari hati yang lalai." (HR. Ahmad, Thabrani)
5. Mengulang Doa Tiga Kali
Ibnu Mas'ud mengatakan bahwa Nabi SAW apabila berdoa maka dia berdoa hingga tiga kali dan apabila dia meinta maka dia meminta hingga tiga kali. (HR Muslim)
6. Hendaklah mengawali Doanya dengan (Dzikrullah (menyebut nama Allah)
Dan juga tidak langsung dengan meminta. Sabda Rasulullah SAW, "Apabila kalian meminta kepada Allah azza wa jalla suatu keperluan maka mulailah dengan shalawat atasku.." (HR. Abu Thalib al Makkiy).